Jumat, 18 Januari 2013

Maaf, Aku Tak Bisa Menjadi Oranglain


 
Bismillah
Alhamdulillah, hamdan katsiiran thoyyiban mubaarokan fiih...

Ngeblog, aktifitas yang nyaris kutinggalkan. Inspirasi semuanya buyar saat berada di depan layar kaca. Mereka baru muncul dan terlintas kala gerak tangan tak siap merekat setiap kata dalam untaian tulisan. Kayaknya saya harus punya tablet PC. Hehe...(Obsesi dunia, lagi-lagi!!!)

Dalam tulisan ini, seperti biasa, apa yang kugambarkan adalah apa yang kualami atau dialami orang-orang disekitarku. Sangat sering, kita menjadi seperti mobil yang gampang disetir ke kanan, ke kiri, maju, mundur, lurus, berbelok, atau berhenti. Itu karena ada-ada saja orang di sekitar kita yang seakan memiliki kita dan kita pun harus menyerahkan sikap loyal kita terhadapnya. 

Mungkin atasan, senior, teman yang disegani, atau guru kita. Saat kita punya sebuah pendapat dalam suatu hal, akhirnya kita menjadi seseorang yang menyimpan sebuah kotak misterius dalam ruang hati kita yang terdalam. Cieehh...
Yup, serius...sering terjadi (ngaku nggak???!!! #ngancam)

Eits...kawan, kamu itu penuntut ilmu. Kamu tau bahwa keloyalan mutlak itu hanya milik Allah. Jika memang kamu melihat ada yang salah dari apa yang diperintahkan, kenapa tidak diungkap? Kalo kamu punya sikap kritis, jangan dibuang dengan alasan "segan" atau "takut". Tidak perlu selalu memakai topeng. Atau menjadi bunglon. Dimana-mana menyesuaikan warna, intinya cari muka di hadapan setiap orang. Seorang periang, tatkala ditegur karena sikapnya yang rame dimana-mana, tiba-tiba jadi pendiam di hadapan seniornya (yang pernah negur), sok kalem, dan memilih menghindar ketika bertemu. It's not solution. Kamu hanya perlu berbenah diri kalo dapat teguran, apakah memang sikap kamu itu pantas atau tidak, tepat sikon atau tidak, bukan malah pake topeng pas ketemu sama orang yang kamu segani. Itu sama saja membohongi diri sendiri. Selama semua wajar-wajar saja, yah, kamu gak perlu memaksa diri untuk menjadi orang lain. 

Be your self saja! Kalo mau cari muka, di hadapan Allah saja. Keridhoan manusia itu takkan pernah bisa engkau dapatkan, sedang keridhoan Allah bisa engkau dapatkan. Kenapa? Karena tiap orang di sekeliling kita punya standar dan tendensi mereka masing2 terhadap diri kita. 

"Engkau tak akan mampu menjadi madu di leher semua orang"

Camkan itu. Jadi mending apa adanya. Orang-orang yang selalu ingin melihatmu sebagai sosok sempurna di hadapannya, sejatinya, bukanlah teman yang baik untukmu. Bertemanlah dengan orang yang menerimamu apa adanya, mengantarmu dan mengarahkanmu kepada apa-apa yang menyebabkanmu mulia di hadapan Allah. Bukan mulia di hadapan manusia. Adapun orang-orang yang mencelamu, hakikatnya mereka adalah orang-orang yang iri terhadap pencapaianmu. Artinya, mereka perhatian sama kamu, buktinya, mereka rela menghabiskan waktunya untuk mencari kesalahanmu, menceritakannya, dan menjadi sebab gugurnya dosa-dosamu. Bukankah celaan itu wajar? Manusia termulia sepanjang zaman saja, hidup dengan hujatan dan celaan. Apalagi kita-kita yang memang celanya sudah banyak, cuma Allah tidak tampakkan semuanya di hadapan manusia. 

Cuma itu yang bisa kutulis malam ini. Bahasa ngawur dan sedikit sulit dipahami, karena tanpa pola dan struktur. Nulisnya juga bukan karena pengen, konsentrasi buyar, dan memang akhir-akhir ini banyak manusia yang tidak paham dengan apa yang aku katakan. Itu pengakuan mereka. 
Jadi kalo tulisan ini ada manfaatnya, saya sangat bersyukur, semua itu datangnya dari Allah. Kalo banyak kesalahannya, yah memang saya hanya hamba penuh dosa dan kelemahan. Saya mohon diampunkan kepada Allah.

Wa shallallahu 'ala nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa ashaabihi wasallam

Wa akhirudda'wana 'anilhamdulillahi Robbil 'Alamin

0 komentar:

Posting Komentar

 

el-Bugisiyah Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon blogger template for web hosting Flower Image by Dapino