Rabu, 12 September 2012

Ana Kapan???


Bismillah...
Alhamdulillah...memulai aktifitas menulis lagi. Walaupun kadang-kadang tidak jelas juga mau nulis apa. Hmm... Tapi sekarang, ana mau nulis tentang fenomena bulan Syawwal. Yang orang banyak kenal dengan bulan Zawwaj, bulan pernikahan. Hmmpphh... Memang benar, bahwa di banyak daerah, banyak orang yang merencanakan pernikahan di bulan ini. Tapi tidak dipungkiri juga, tidak sedikit yang beranggapan bahwa menikah di bulan ini mendatangkan kesialan. Ini adalah anggapan yang diturunkan dari orang-orang di zaman jahiliyah.
Anggapan ini didasari kebiasaan onta yang tidak mau kawin ketika bulan Syawal. Onta betina menolak dengan mengangkat ekornya ketika didekati onta jantan. Padahal A’isyah radhiallahu ‘anha mengatakan,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku di bulan Syawal, dan beliau tinggal satu rumah (campur) denganku juga di bulan Syawal. Siapakah diantara istri beliau yang lebih beruntung dari pada aku. A’isyah suka jika wanita dinikahi bulan Syawal.” (HR. Ahmad & Muslim)
An Nawawi mengatakan, 
“Dalam hadis ini terdapat anjuran untuk menikah dan membangun rumah tangga (campur) di bulan Syawal. Para ulama madzhab kami (syafi’iyah) menegaskan anjuran hal ini. Mereka berdalil dengan hadis ini…”(Dikutip dari Tuhfatul Ahwadzi, 4/ 182)
Diantara hikmah dianjurkannya menikah di bulan Syawal adalah menyelisihi keyakinan dan kebiasaan masyarakat jahiliyah.
Imam An Nawawi mengatakan, 
“Tujuan A’isyah menceritakan hal ini adalah dalam rangka membantah anggapan jahiliyah dan keyakinan tahayul orang awam di zamannya. Mereka membenci acara pernikahan di bulan syawal, karena diyakini membawa sial. Ini adalah keyakinan yang salah, tidak memilliki landasan, dan termasuk kebiasaan jahiliyah, dimana mereka beranggapan sial dengan bulan syawal…”(Dikutip dari Tuhfatul Ahwadzi, 4/ 182)
Sudah terbantahkan kan??? Itulah gunanya ilmu. 
Hmmm... Betewe, 2 September lalu, Kak Chici dan kemarin 9 September, Ukhty Cece juga menyelenggarakan walimah. Keduanya adalah teman se-halaqoh pengajianku dulu di Makassar.  Dan 2 hari lagi, seorang saudaraku juga akan melaksanakan akad nikah, pas di usianya yang ke-25. Semuanya bertepatan dengan bulan Syawwal. Alhamdulillah, senang sekali rasanya mendengar mereka telah menemukan pasangan hidup yang Allah takdirkan untuk mereka. Semoga Allah memberkahi pernikahan mereka.

Melirik diri, hehe...
Sebenarnya sih tidak galau juga, kecuali terdesak keadaan yang kadang-kadang memaksa untuk lari ke solusi nikah. Tapi ternyata berat juga, tidak semudah membalik telapak tangan. Maunya sih enjoy saja dengan keadaan. Namun pertanyaan selalu saja mengantri mendatangiku. Mulai dari teman-teman SMA yang sudah pada nikah, teman-teman kuliah, teman-teman pengajian, keluarga, dan teman-teman di social network. Belum lagi nenek, yang setiap bertemu denganku, topik pembicaraannya tidak pernah berubah, "Nikah, kerja, kuliah". Haghaghag...
Bahkan seorang teman dari seberang pulau mengatakan,
"Kasian banget seh. itulah nasib kalau cewek udah semakin tua kagak nikah2..."
Tentu saja kalimat ini hanya percandaan saja, walaupun di dalamnya terdapat sindiran tajam. Yah mau gimana lagi, melajang lama-lama bukan keinginan kita. Itu semua sudah diatur oleh Allah dengan skenario yang sangat indah.
Cukup Allah yang mengatur semuanya. Kita hanya diperintahkan untuk senantiasa menjaga kesetiaan kepadaNya. Minta saja pertolongan kepadaNya, karena hanya Dia yang memiliki kuasa untuk mengijabah do'a-do'a kita.
Saya jadi ingat pernah copas status seorang ikhwan di akun g+
Maka kukatakan kepada mereka-mereka yang terus bertanya, 'Kapan engkau akan menikah?'

Jawabku : "Kutitipkan hatiku kepada Dzat yang tidak pernah mengkhianati titipan, agar Dia memberikan hatiku kepada satu-satunya orang yang paling Ia ridhoi menjadi pelengkap tulang rusukku. Dan dalam penantian akan kupersiapkan diriku sebaik-baiknya agar aku bisa memuliakan wanita ini seutuhnya sebagai permaisuriku, selamanya. Dan biarlah keputusan-Nya itu menjadi rahasia, hingga kelak saatnya tiba.."
Dan sebagai akhwat, saya pun berkata yang sama. 
"Kutitipkan hatiku kepada Dzat yang tidak pernah mengkhianati titipan, agar Dia memberikan hatiku kepada satu-satunya orang yang paling Ia ridhoi menjadi pemilik tulang rusuk yang hilang ini. Dan dalam penantian akan kupersiapkan diriku sebaik-baiknya agar aku bisa memuliakan lelaki ini seutuhnya sebagai pangeranku, selamanya. Dan biarlah keputusan-Nya itu menjadi rahasia, hingga kelak saatnya tiba.."
 Diriku, dirimu, dan kita semua, janganlah terlalu disibukkan dengan pertanyaan "Kapan aku menikah?". Perbanyaklah bertanya, "Kapan aku meninggal?", yang tentu saja diikuti pertanyaan, "Apa yang telah kusiapkan untuk menjemput ajal yang tak pernah aku tahu, kapan dia akan tiba?", sehingga gerak ruh dan jasad senantiasa berharmoni dalam dekapan ketaatan kepadaNya. 
=end=
Diselesaikan di Tidung, Makassar, 19 September 2012
Sebagian dari tulisan ini kami copast dari http://muslimah.or.id/

0 komentar:

Posting Komentar

 

el-Bugisiyah Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon blogger template for web hosting Flower Image by Dapino