Istiqomah... Kata ini tentu tak asing di telinga kita. Bahkan mungkin setiap kita telah menjadikan ini cita-cita teringgi kita di dunia yang kelak akan mengantarkan kita pada perjumpaan dengan Rabb kita, Allah Azza wa Jalla.
Tapi kawan, istiqomah ini bukanlah sesuatu yang bisa kita raih tanpa mujahadah yang besar. Bukanlah batu-batu yang mudah kita pungut di jalan. Ia hanya akan kita miliki dengan rahmat dan hidayah taufiq dari Allah.
Apalagi di zaman kita sekarang ini, mendapatkannya adalah anugerah terindah yang dihadiahkan Allah untuk hamba yang dikehendakiNya.
Istiqomah itu, hanya dapat kita raih dengan mengesampingkan semua hal yang memiliki tendensi keduniaan. Bersikap hati-hati dalam meniti jalan, menyingkirkan duri-duri yang bahkan menggores luka di setiap pijakan kaki kita.
Yah, ia hanya akan kita dapati dengan menutup mata dari gemerlap dunia, menguatkan militansi jiwa kita sebagai seorang hamba, kokoh terhadap idealisme keberIslaman kita.
Lihatlah, kita telah sampai pada zaman, dimana seseorang beriman di pagi hari, kafir di sore harinya. Beriman di sore hari, kafir di pagi harinya.
Maka, tuntutan dan tantangan untuk bisa istiqomah semakin besar. Hiasan dunia semakin menyolok mata. Maka mari kita semakin memperkuat ketaatan kita, kebergantungan kita kepada Allah, karena hanya Dia lah yang dapat membantu kita, menemukan jalan menuju pintu SurgaNya. Sembari banyak berdo'a...
Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbiy 'ala diinika, yaa musharrifal quluub, sharrif qalbiy 'ala tha'aatika.
Rabbanaa laa tuzig quluubanaa ba'da idz hadaytanaa wa hablanaa min ladunka rahmatan innaka antalwahhaab..